Tuesday, April 08, 2025

Prinsip Pragmatik dan Bahasa Kekuasaan

Ketika Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum sepenuhnya terbebas dari dampak erupsi Merapi, bahkan belum kering benar air mata para pengungsi menyaksikan tanah kelahirannya rata dengan tanah akibat dampak letusan, Presiden SBY mendadak sontak melontarkan wacana yang kurang populer: monarkhi vs demokrasi. Meski berkali-kali dibantah oleh para pembantunya, publik dengan jelas bisa menilai, ke mana bandul wacana yang dilontarkan itu diarahkan. Lontaran wacana SBY bisa ditafsirkan, tidak seharusnya...
READ MORE - Prinsip Pragmatik dan Bahasa Kekuasaan

Tentang Bahasa Blog dan Kebebasan Berekspresi

Selalu saja ada yang menarik ketika saya berkunjung ke rumah seorang teman di kompleks dunia maya. Tak hanya isinya yang beragam dan memiliki daya pikat, tetapi juga gaya pengucapannya yang khas dan unik. Saya banyak mendapatkan info dan pengetahuan baru, serta ragam bahasa yang sesuai dengan kepentingan ekspresi mereka. Setahun melakukan aktivitas mengeblog memang terlalu singkat untuk bisa mendeskripsikan, apalagi menyimpulkan, kaitan antara gaya (ragam) pengucapan dan kepentingan ekspresi secara...
READ MORE - Tentang Bahasa Blog dan Kebebasan Berekspresi

SIHIR BAHASA INDONESIA

Oleh: Maman S. MahayanaBahasa Melayu –yang kemudian menjadi bahasa Indonesia— sudah sejak lama mengandung dan mengundang sihir. Ia menyimpan kekuatan magis. Siapa pun yang berhubungan intim dengannya, bakal terjerat pesona. Menggaulinya laksana menggerayangi sesosok tubuh yang penuh misteri. Semakin mengenal selok-beloknya, semakin ingin mengungkap daya pukaunya. Di situlah, bahasa Indonesia berfungsi sebagai saluran ekspresi. Ketika bahasa etnik mampat dan gagal menjadi alat komunikasi yang dapat...
READ MORE - SIHIR BAHASA INDONESIA

UU 24/2009, Penerjemah, dan Juru Bahasa

Pada hari Sabtu, 16 Jan 2010, Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) mengadakan diskusi dengan topik “UU 24/2009: Peluang Kerja untuk Penerjemah dan Juru Bahasa” di Pusat Bahasa, Rawamangun, Jakarta Timur. Diskusi tersebut dipandu oleh Kukuh Sanyoto (Wakil Ketua II HPI) sebagai moderator dan menghadirkan dua pembicara: Sugiyono Shinutama (Kabid Pengembangan Bahasa dan Sastra Pusat Bahasa) dan Junaiyah H. Matanggui (Konsultan dan Praktisi Bahasa Indonesia).Dalam acara yang dihadiri oleh lebih kurang 40 orang dan berlangsung antara pukul 10.00–12.30 tersebut, Sugiyono, sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses penyusunan UU 24/2009, menjabarkan...
READ MORE - UU 24/2009, Penerjemah, dan Juru Bahasa

Pemakaian dan Arti Kata “Saja”

Kata “saja” termasuk jenis kata keterangan (adverbia) yang dapat berfungsi menerangkan kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), kata bilangan (numeralia), dan kata ganti (pronominal).Contoh:1. Tidur saja kerjanya sepanjang hari. (menerangkan verba)2. Uang saja yang dipentingkannya. (menerangkan nomina)3. Senang saja hatinya meskipun tidak berduit. (menerangkan adjektiva)4. Anak dua saja sudah cukup repot mengurusnya. (menerangkan numeralia)5. Kenapa aku saja yang kauomeli setiap hari? (menerangkan kata ganti persona)6. Itu saja yang kauinginkan dari diriku, bukan? (menerangkan kata ganti penunjuk)Contoh pemakaian kata...
READ MORE - Pemakaian dan Arti Kata “Saja”

Mengembalikan Wajah Indonesia yang Ramah

Kita memang sudah menghirup udara kemerdekaan lebih dari 60 tahun. Jika dianalogikan dengan usia manusia, negeri ini bisa dibilang cukup tua. Wajahnya sudah mulai tampak keriput. Tenaganya seringkali sempoyongan ketika memanggul beban. Namun, dari sisi pengalaman hidup, jelas sudah banyak dinamika kehidupan yang dilaluinya. Dalam kondisi demikian, idealnya negeri ini sudah memiliki kematangan dan kedewasaan sikap dalam menentukan nilai-nilai kearifan dan fatsun kehidupan yang bisa diwariskan dari...
READ MORE - Mengembalikan Wajah Indonesia yang Ramah

Mengapa Pembusukan Bahasa selalu Terjadi?

Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia (BI) telah melewati rajutan sejarah yang panjang sejak difungsikan sebagai lingua franca dan bahasa resmi hingga menjadi bahasa komunikasi di tingkat global. Sudah delapan dasawarsa BI hidup, tumbuh, dan berkembang seiring dengan perkembangan peradaban bangsa. Namun, tidak seperti perjalanan dan dinamika manusia yang makin lama makin menemukan kematangan dan “kesempurnaan” hidup, BI justru mengalami pembusukan. Pertama, pembusukan yang dilakukan oleh media, baik cetak maupun elektronik. Tak dapat disangkal lagi, media memiliki daya sugesti dan persuasi yang begitu kuat terhadap publik. Bahkan, saat ini...
READ MORE - Mengapa Pembusukan Bahasa selalu Terjadi?

Ragam Bahasa Media dalam Perspektif Pembelajaran Bahasa (Bagian II-Habis)

Sesungguhnya masih banyak ragam bahasa media (cetak) yang mengalami gejala deviasi. Beberapa contoh sebelumnya hanya sekadar bukti betapa ragam bahasa media selama ini sangat dipengaruhi oleh keterbatasan rubrikasi dan persoalan industri yang berorientasi untung-rugi. Lalu, bagaimana posisi ragam bahasa media dalam perspektif pembelajaran bahasa? Bisakah ragam bahasa media (cetak) yang seringkali bertabrakan dengan kaidah kebahasaan dijadikan sebagai bahan ajar?Pada era sekarang, guru di sekolah...
READ MORE - Ragam Bahasa Media dalam Perspektif Pembelajaran Bahasa (Bagian II-Habis)

Ragam Bahasa Media dalam Perspektif Pembelajaran Bahasa (Bagian I)

Seiring dengan dinamika peradaban yang terus bergerak menuju arus kesejagatan, kehadiran media publik, baik cetak maupun elektronik, telah menjadi sebuah keniscayaan sejarah. Ia telah dianggap sebagai ikon peradaban masyarakat modern dalam memburu informasi. Untuk mendapatkan berita-berita penting dan berharga, masyarakat tidak harus berduyun-duyun ke tempat kejadian perkara. Hanya dengan membaca atau menyaksikan tayangan berita, masyarakat bisa dengan mudah mengikuti berbagai informasi yang terjadi...
READ MORE - Ragam Bahasa Media dalam Perspektif Pembelajaran Bahasa (Bagian I)

Sekolah sebagai Basis Pengembangan Bahasa Indonesia (2-Habis)

Diakui atau tidak, kesan bahwa sekolah baru sebatas menjalankan fungsinya sebagai tempat mentrasfer ilmu secara kognitif masih kuat melekat dalam imaji publik. Fungsinya sebagai pusat pembentukan nilai yang mengacu pada perubahan mendasar dalam sikap, perilaku, dan keterampilan siswa, belum dapat dilaksanakan secara optimal. Apalagi, di tengah pelaksanaan desentralisasi pendidikan yang belum sepenuhnya menemukan ”bentuk” ideal, masih banyak hambatan yang dirasakan oleh sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai ”agen” perubahan.Gedung yang kokoh dan mentereng belum bisa menjadi jaminan bahwa di dalamnya berlangsung suasana dan atmosfer pendidikan...
READ MORE - Sekolah sebagai Basis Pengembangan Bahasa Indonesia (2-Habis)

Sekolah sebagai Basis Pembinaan Bahasa Indonesia (1)

Seperti sudah banyak diungkap oleh para pemerhati dan pengamat bahasa Indonesia bahwa rendahnya mutu penggunaan bahasa Indonesia tak hanya berlangsung di kalangan siswa, tetapi juga telah jauh meluas di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Bahkan, para pejabat yang secara sosial seharusnya menjadi anutan pun tak jarang masih ”belepotan” dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.Mewabahnya penggunaan bahasa Indonesia bermutu rendah, kalau boleh disebut demikian, menurut hemat saya, lantaran belum jelasnya strategi dan basis pembinaan. Pemerintah cenderung cuek dan menyerahkan sepenuhnya kepada Pusat Bahasa –sebagai tangan panjangnya—untuk...
READ MORE - Sekolah sebagai Basis Pembinaan Bahasa Indonesia (1)

Contreng, Centang, Conteng

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tidak ditemukan kata contreng. Kata ini populer ketika suatu lembaga (KPU) dan Parpol mensosialisasikan cara pemilihan dengan contreng. Agar tidak terjadi kesalahtafsiran, istilah contreng tergolong kata yang tidak baku. Bagi kalangan tertentu (partai politik) kata contreng mungkin tidak banyak dipersoalkan, tetapi bagi kalangan pengguna Bahasa Indonesia yang baik dan benar kata contreng belum dibenarkan. “Ada yang berpendapat bahwa yang penting rakyat mengerti. Jadi, penggunaan kata atau istilah apa pun boleh-boleh saja.” Menurut hemat penulis penggunaan contreng termasuk arbiter (semena-mena atau...
READ MORE - Contreng, Centang, Conteng

BEBAS PARKIR = BOLEH PARKIR ATAU DILARANG PARKIR?

Di berbagai tempat di dalam kota Jakarta, terpampang tulisan KAWASAN BEBAS ROKOK, (No Smoking Area) artinya kalau Anda berada di kawasan itu, Anda dilarang merokok. Begitu pula dengan semua pesawat lin domestik adalah penerbangan BEBAS ASAP ROKOK (No Smoking Flight).Sebelum naik ke pesawat penerbangan internasional, biasanya turis asing melihat-lihat di toko-toko yang menjual barang-barang BEBAS CUKAI (duty free) dalam bandara, artinya barang-barang yang dijual di situ tidak dikenakan cukai. Kalau Anda rajin membaca koran, Anda akan menemukan pula kata-kata seperti BEBAS BANJIR, BEBAS BECAK, BEBAS MALARIA dll.Pengertian BEBAS dalam kata-kata,...
READ MORE - BEBAS PARKIR = BOLEH PARKIR ATAU DILARANG PARKIR?

Kesalahan Umum: Mempengaruhi-Memperhatikan-Memperkosa

Kalau membaca berita atau artikel dalam media massa, kita masih menjumpai kata-kata, seperti : mempengaruhi, memperhatikan, memperkosa dan sebagainya. Namun dilihat, dari segi tata bahasa baku, khususnya pemakaian awalan "me-"pada kata-kata tersebut tidak tepat.Anda pernah belajar bahwa, huruf awal kata dasar "p"bila diberi awalan "me-", huruf "p" mengalami pelunturan menjadi "m".Contoh:kata dasarawalan "me-"periksamemeriksa (bukan memperiksa)perintahmemerintah (bukan memperintah)peliharamemelihara (bukan mempelihara)Dengan demikian, secara konsekuen,kata-kata berikut ini pun harus mengikuti kaidah tersebut di atas.Contoh:kata dasarawalan...
READ MORE - Kesalahan Umum: Mempengaruhi-Memperhatikan-Memperkosa

AKU CINTA PADAMU, AKU CINTA KEPADAMU, ATAU AKU CINTA KAMU?

Pada Hari Kasih Sayang (Hari Valentine) atau hari ulang tahun (ultah), mungkin Anda menerima sekotak coklat Godiva, Morozoff, atau hadiah lain dari istri, suami, pacar atau teman tapi mesra (TTM) dengan tulisan apik: AKU CINTA PADAMU … Ungkapan rasa kasih sayang dan cinta sangat bervariasi baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.Benarkah pemakaian: “Aku cinta padamu” atau “Aku cinta kepadamu” menurut kaidah bahasa Indonesia yang baku?Marilah kita simak pemakaian kata depan (preposisi) “pada” dan “kepada”.1. Kata depan (preposisi) Pada(1) Kalau kata depan “di” digunakan untuk menyatakan “tempat yang sebenarnya”,...
READ MORE - AKU CINTA PADAMU, AKU CINTA KEPADAMU, ATAU AKU CINTA KAMU?

PEMBENTUKAN KATA DENGAN UNSUR LAIN (II)

11. eksPembentukan kata baru dengan kata eks memberi makna “bekas” atau “mantan”. Penulisannya tidak dipisahkan dari kata berikutnya.ekspacar = mantan pacar ekspegawai = bekas/mantan pegawaiekspetinju = mantan petinju eksnarapidana = bekas narapidana12. ekstraPembentukan kata baru dengan kata ekstra memberi makna “di luar”. Penulisannya tidak dipisahkan dari kata berikutnya.ekstrakurikuler = (kegiatan yang) berada di luar program yang tertulis dalam kurikulumekstramarital = (hubungan seks) di luar nikahekstraparlementer = di luar parlemen13. intraPembentukan kata baru dengan kata intra bermakna “di dalam”, “bagian dalam” Penulisannya tidak...
READ MORE - PEMBENTUKAN KATA DENGAN UNSUR LAIN (II)